--> Ruang Antusias | Ruang Belajar

Ruang Antusias

Minggu, 01 Desember 2024

Panduan Membuat Portofolio Online untuk Mahasiswa IT

Panduan Membuat Portofolio Online untuk Mahasiswa IT



Halo, teman-teman mahasiswa IT! 👋

Siapa di sini yang sudah pernah dengar dosen atau senior bilang, "Kamu harus punya portofolio online kalau mau kelihatan keren di dunia kerja IT." Eits, jangan dianggap enteng, ya. Portofolio online adalah senjata rahasia kamu untuk menunjukkan karya, skill, dan pengalaman kamu ke dunia luar.

Jadi, gimana sih cara bikin portofolio yang kece? Yuk, simak langkah-langkah serunya di bawah ini!

1. Tentukan Platform yang Tepat

Langkah pertama adalah memilih platform yang sesuai dengan kebutuhanmu. Ada banyak pilihan platform gratis yang bisa kamu gunakan, seperti:

  • GitHub: Cocok untuk memamerkan proyek coding kamu.
  • Behance atau Dribbble: Kalau kamu fokus di UI/UX atau desain grafis.
  • WordPress atau Wix: Untuk portofolio yang lebih fleksibel dan personal.
  • LinkedIn: Platform profesional yang bisa digabungkan dengan portofolio lainnya.

Tips: Kalau kamu punya waktu lebih, coba buat website portofolio dengan domain pribadi (misal: namakamu.com). Ini akan membuat kamu terlihat lebih profesional!

2. Pilih Proyek Terbaikmu

Nggak perlu memasukkan semua tugas kuliah atau proyek kecil. Fokus pada karya-karya terbaik yang menunjukkan keahlian kamu. Contohnya:

  • Aplikasi yang kamu kembangkan saat magang.
  • Proyek skripsi yang berhasil memecahkan masalah nyata.
  • Website yang kamu buat untuk teman atau komunitas.
  • Kontribusi open-source yang kamu lakukan di GitHub.

Ingat: Jelaskan peranmu di proyek tersebut. Misalnya, "Saya bertanggung jawab mengembangkan backend dengan Python dan Flask."

3. Tulis Deskripsi yang Menarik

Portofolio tanpa deskripsi itu seperti nasi goreng tanpa kecap—kurang nendang! Berikan konteks pada setiap proyek yang kamu tampilkan:

  • Apa tujuan proyeknya?
  • Teknologi apa yang kamu gunakan?
  • Apa tantangan terbesar yang kamu hadapi, dan bagaimana kamu menyelesaikannya?

Contoh deskripsi:
"Aplikasi pengelolaan keuangan berbasis Android yang saya buat menggunakan Kotlin. Proyek ini membantu pengguna melacak pengeluaran harian dengan fitur statistik interaktif. Tantangan terbesar adalah mengoptimalkan performa aplikasi agar tetap ringan di perangkat lama."

4. Visualisasikan dengan Baik

Manusia itu visual beings. Tambahkan tangkapan layar, diagram, atau video demo untuk menunjukkan bagaimana proyekmu bekerja. Kalau proyeknya berupa aplikasi atau website, tambahkan link demo agar pengunjung bisa langsung mencobanya.

Pro Tip: Pastikan visualnya berkualitas tinggi dan menarik. Gunakan alat seperti Canva atau Figma untuk mempercantik presentasi visualmu.

5. Tambahkan Halaman "Tentang Saya"

Halaman ini penting banget, lho! Di sini, kamu bisa menunjukkan siapa dirimu, apa passion kamu, dan apa yang ingin kamu capai di dunia IT. Jangan lupa tambahkan elemen personal agar lebih menarik, seperti:

  • Cerita singkat tentang perjalananmu di dunia IT.
  • Keahlian utama (coding, desain, data analysis, dll.).
  • Foto profesional (hindari selfie di kamar ya 😅).

6. Sertakan Kontak dan Media Sosial

Buat pengunjung mudah menghubungi kamu. Tambahkan:

  • Email.
  • LinkedIn.
  • Profil GitHub.
  • Media sosial profesional lainnya.

Catatan: Jangan tambahkan akun media sosial yang kurang relevan atau berpotensi membuat citramu kurang profesional.

7. Update Secara Berkala

Portofolio online bukan benda mati, ya! Pastikan kamu terus mengupdate proyek, skill baru, atau pengalaman kerja yang relevan. Ini juga bisa menjadi pengingat diri bahwa kamu terus berkembang.

8. Promosikan Portofoliomu

Kalau sudah jadi, jangan malu-malu untuk mempromosikan portofoliomu. Bagikan link di:

  • LinkedIn.
  • CV saat melamar kerja atau magang.
  • Komunitas IT yang kamu ikuti.

Tips Tambahan: Gunakan QR code di CV atau kartu nama untuk mengarahkan orang langsung ke portofoliomu!

Contoh Inspirasi Portofolio Online

Membangun portofolio online mungkin terlihat seperti pekerjaan besar, tapi ini investasi penting untuk masa depanmu. Dengan portofolio yang keren, kamu tidak hanya akan memikat perusahaan tempatmu melamar, tapi juga membuktikan bahwa kamu serius dengan karier di dunia IT.

Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah dari sekarang! Ingat, portofoliomu adalah cerminan dirimu di dunia profesional. Semangat, ya! 🚀

Sabtu, 16 November 2024

Jurusan Sistem Informasi: Lulus Kuliah, Kerja Apa?

Jurusan Sistem Informasi: Lulus Kuliah, Kerja Apa?

Pernah nggak sih kamu dengar orang bertanya, “Kalau ambil jurusan Sistem Informasi nanti kerjanya jadi apa?” Kalau kamu lagi mempertimbangkan jurusan ini atau bahkan sudah jadi mahasiswa Sistem Informasi, pertanyaan itu pasti sering muncul di kepala. Yuk, kita ngobrol santai tentang prospek kerja jurusan Sistem Informasi!

---



Apa Itu Jurusan Sistem Informasi?

Sistem Informasi adalah jurusan yang menggabungkan teknologi informasi (TI) dengan dunia bisnis. Bayangin kamu belajar tentang bagaimana teknologi seperti komputer, aplikasi, dan data bisa membantu perusahaan bekerja lebih efektif dan efisien. Jadi, bukan cuma belajar ngoding seperti anak Teknik Informatika, tapi juga belajar bagaimana teknologi bisa digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan bisnis. Cocok banget buat kamu yang suka teknologi tapi juga tertarik dengan dunia manajemen atau organisasi.

Apa yang Bisa Dilakukan Lulusan Sistem Informasi? 

Lulus dari Sistem Informasi, kamu punya banyak pilihan kerja. Kenapa? Karena hampir semua perusahaan butuh orang yang ngerti teknologi dan bisnis. Berikut beberapa pekerjaan yang bisa kamu ambil:  

1. Business Analyst

Kamu tahu nggak, ada perusahaan yang butuh seseorang untuk menjembatani antara tim teknis (seperti programmer) dengan orang bisnis? Itulah tugas Business Analyst.  

Misalnya, ada sebuah perusahaan yang ingin membuat aplikasi untuk memudahkan pelanggan memesan produk mereka. Tugasmu sebagai Business Analyst adalah memahami kebutuhan bisnis perusahaan itu, lalu menjelaskan ke tim IT bagaimana aplikasi itu harus dibuat.  

Contoh : Di sebuah perusahaan e-commerce, seorang Business Analyst bertugas untuk merancang fitur "Rekomendasi Produk." Mereka menganalisis data pembelian pelanggan sebelumnya dan berkomunikasi dengan tim pengembang untuk memastikan fitur ini bekerja sesuai harapan. 

2. Data Analyst atau Data Scientist

Kalau kamu suka main data, profesi ini cocok banget! Perusahaan zaman sekarang punya banyak data, tapi data itu nggak ada gunanya kalau nggak diolah. Sebagai Data Analyst atau Data Scientist, kamu akan bekerja dengan angka-angka untuk membantu perusahaan mengambil keputusan.  

Contoh: Bayangin kamu kerja di startup transportasi online. Tugasmu adalah menganalisis data perjalanan untuk mengetahui kapan waktu tersibuk atau daerah mana yang butuh lebih banyak driver. Hasil analisismu bisa bikin perusahaan lebih efisien dan pelanggan lebih puas.  

3. IT Consultant

Lulusan Sistem Informasi juga sering bekerja sebagai konsultan IT. Tugasmu adalah memberikan solusi teknologi kepada perusahaan.  

Contoh: Misalnya, ada perusahaan kecil yang ingin mulai menggunakan teknologi untuk operasional mereka. Kamu akan membantu mereka memilih software yang sesuai, melatih karyawan mereka, dan memastikan sistemnya berjalan lancar.  

4. System Analyst 

Tugas seorang System Analyst adalah menganalisis kebutuhan perusahaan dan merancang sistem yang sesuai. Ini hampir mirip dengan Business Analyst, tapi lebih fokus pada sisi teknis.  

Misal: Sebuah rumah sakit ingin membuat sistem untuk mencatat data pasien. Sebagai System Analyst, kamu akan merancang bagaimana sistem itu bekerja, dari bagaimana data pasien dimasukkan hingga bagaimana laporan bisa dihasilkan.  

5. Software Developer atau Programmer

Kalau kamu suka ngoding, Sistem Informasi juga membuka peluang untuk jadi programmer. Kamu bisa mengembangkan aplikasi, website, atau sistem tertentu untuk perusahaan.  

Misalnya: Ada lulusan Sistem Informasi yang bekerja sebagai software developer dan menciptakan aplikasi keuangan untuk UKM. Aplikasinya membantu banyak usaha kecil mengatur keuangan mereka lebih baik.  

6. IT Support atau Administrator Sistem

Nggak semua orang di perusahaan ngerti teknologi. Makanya, perusahaan butuh IT Support untuk memastikan semua perangkat teknologi bekerja dengan baik.  

Contoh: Ketika komputer di kantor rusak atau jaringan internet tiba-tiba bermasalah, kamu akan jadi penyelamatnya! Selain itu, kamu juga bisa bekerja sebagai administrator sistem yang menjaga server atau jaringan tetap aman dan stabil. 

7. Project Manager

Kalau kamu punya kemampuan manajemen yang bagus, pekerjaan ini cocok banget. Sebagai Project Manager, kamu akan memimpin tim dalam proyek IT.  

Contoh: Misalnya, perusahaanmu ingin membuat aplikasi mobile. Tugasmu adalah mengatur timeline, membagi tugas ke tim, dan memastikan proyek selesai tepat waktu dan sesuai kebutuhan.  

8. Digital Marketer

Jangan salah, lulusan Sistem Informasi juga bisa kerja di bidang pemasaran digital. Dengan pemahamanmu tentang teknologi, kamu bisa membantu perusahaan merancang strategi pemasaran online yang efektif.  

Contoh: Kamu bisa bekerja di agensi digital yang mengelola iklan media sosial atau SEO untuk klien mereka.  

9. Cybersecurity Specialist 

Perusahaan zaman sekarang menghadapi banyak ancaman keamanan digital, seperti peretasan. Kamu bisa jadi ahli keamanan siber yang melindungi data dan sistem perusahaan.  

Contoh: Bayangin perusahaanmu hampir terkena serangan ransomware. Sebagai Cybersecurity Specialist, kamu mencegah serangan itu dengan memperkuat sistem keamanan perusahaan.  

10. Entrepreneur di Bidang Teknologi  

Buat kamu yang punya jiwa wirausaha, ilmu Sistem Informasi bisa jadi modal besar untuk membangun bisnis berbasis teknologi.  Banyak startup sukses dimulai oleh lulusan Sistem Informasi. Contohnya, aplikasi yang membantu petani menjual hasil panennya secara online atau platform belajar daring untuk anak-anak.  

Jurusan Sistem Informasi memberikan peluang kerja yang sangat luas, dari dunia bisnis hingga teknologi. Pekerjaan seperti Business Analyst, Data Scientist, atau Project Manager hanyalah sebagian kecil dari peluang yang bisa kamu ambil. Yang penting adalah bagaimana kamu memanfaatkan ilmu dan pengalaman selama kuliah untuk mempersiapkan diri di dunia kerja. Jadi, kalau ada yang tanya, “Kerja apa lulusan Sistem Informasi?” Kamu bisa dengan bangga menjawab, “Kerja di mana saja, selama ada teknologi dan bisnis!” 😄

Kamis, 14 November 2024

 Kenapa Dosen Sulit Ditemui untuk Bimbingan?

Kenapa Dosen Sulit Ditemui untuk Bimbingan?


Pernahkah kamu merasa frustrasi karena sulit menemui dosen untuk bimbingan? Sudah berusaha mengatur waktu, datang ke ruangannya, tapi tetap saja sulit bertemu? Terkadang kita bisa merasa bingung dan bertanya-tanya, kenapa dosen seakan menghindar atau sibuk sekali? Padahal, kita sangat membutuhkan bimbingan untuk tugas, skripsi, atau sekadar bertanya tentang materi kuliah.

Sebenarnya, ada banyak alasan mengapa dosen sulit ditemui, dan sebagian besar alasan tersebut berhubungan dengan banyaknya tugas yang harus mereka kerjakan. Dosen bukan hanya mengajar di kelas. Mereka juga memiliki banyak tanggung jawab lain yang tidak terlihat oleh mahasiswa, seperti melakukan penelitian, menulis jurnal ilmiah, atau menjadi bagian dari berbagai komite akademik. Misalnya, di luar jam kuliah, dosen bisa saja menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempersiapkan materi kuliah berikutnya atau mengoreksi tugas mahasiswa. Jika ada penelitian yang harus diselesaikan, mereka juga harus mengalokasikan waktu untuk itu.

Sebagai contoh, dosen yang terlibat dalam penelitian atau proyek ilmiah besar mungkin harus bekerja ekstra keras. Mereka harus menulis laporan penelitian, mengumpulkan data, atau bahkan menghadiri konferensi ilmiah. Semua itu memakan waktu, dan seringkali, hal-hal tersebut lebih mendesak daripada pertemuan bimbingan dengan mahasiswa.

Selain itu, jadwal dosen juga tidak selalu tetap. Setiap minggu, mereka mungkin memiliki jadwal kuliah yang berbeda-beda. Ditambah dengan tugas administratif, rapat, dan kegiatan lain, dosen sering kali merasa sangat sibuk. Bahkan, mereka juga harus menghadiri rapat-rapat fakultas atau kegiatan pengembangan diri lainnya, yang membuat waktu mereka semakin terbatas. Dalam situasi seperti ini, bimbingan mahasiswa bisa menjadi sesuatu yang harus dijadwalkan dengan hati-hati.

Kita juga harus ingat bahwa bimbingan bukan satu-satunya tugas dosen. Dosen memiliki tanggung jawab yang lebih besar, seperti yang diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Pasal 44 dalam undang-undang ini menyatakan bahwa dosen memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Meskipun bimbingan mahasiswa adalah bagian dari tugas dosen, itu hanya salah satu dari banyak tugas yang harus mereka jalani. Oleh karena itu, terkadang bimbingan bisa tertunda karena dosen harus menyelesaikan kewajiban lain yang lebih mendesak.

Ada pula dosen yang lebih nyaman dengan cara berkomunikasi secara digital. Mungkin, mereka merasa lebih mudah memberikan bimbingan lewat email atau platform daring lainnya, yang memungkinkan mereka untuk memberikan feedback secara efisien tanpa harus mengorbankan waktu untuk bertemu langsung. Jadi, jika dosenmu sulit ditemui secara tatap muka, cobalah untuk menghubunginya lewat email dan sampaikan pertanyaanmu dengan jelas.

Penting juga untuk diingat bahwa dosen adalah manusia biasa yang juga butuh waktu untuk istirahat. Mengajar berjam-jam, mengerjakan tugas-tugas administratif, dan menjalani kegiatan akademik lain membuat mereka lelah. Sama seperti kita yang butuh waktu untuk bersantai atau berkumpul dengan keluarga, dosen pun membutuhkan waktu untuk menjaga keseimbangan hidup mereka.

Lalu, bagaimana cara kita sebagai mahasiswa bisa lebih mudah menemui dosen? Salah satunya adalah dengan menghargai waktu dosen. Jika sudah ada jadwal untuk bimbingan, pastikan untuk datang tepat waktu atau bahkan lebih awal. Persiapkan semua pertanyaan dan materi yang ingin kamu bicarakan agar bimbingan berjalan lebih efisien. Jangan ragu untuk menggunakan media komunikasi lain, seperti email, jika kamu merasa bimbingan tatap muka sulit dilakukan.

Dengan memahami tugas dan jadwal dosen yang padat, kita bisa lebih sabar dan bijak dalam mengatur waktu bimbingan. Bimbingan yang baik akan terjadi jika kita saling menghargai waktu dan komitmen masing-masing. Jadi, mari berusaha untuk lebih memahami kesibukan dosen, dan semoga kita bisa memaksimalkan setiap kesempatan bimbingan yang ada!

Perbedaan Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Seminar/Workshop: Jangan Sampai Keliru!

Perbedaan Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Seminar/Workshop: Jangan Sampai Keliru!


Halo teman-teman! Kalian pasti pernah ikut seminar atau workshop, kan? Atau mungkin, ada yang sedang mempersiapkan diri untuk tes sertifikasi kompetensi? Nah, sering kali kita mendapatkan sertifikat dari kegiatan-kegiatan seperti ini. Tapi, sebenarnya apa sih perbedaan antara sertifikat kompetensi dan sertifikat seminar atau workshop? Yuk, kita bahas secara santai biar nggak bingung lagi!

1. Sertifikat Kompetensi: Bukti Bahwa Kamu Memiliki Skill

Bayangkan kamu adalah seorang desainer grafis yang mengikuti ujian sertifikasi Adobe. Jika kamu lulus, kamu akan mendapatkan sertifikat kompetensi. Nah, sertifikat kompetensi ini bukan sekadar bukti kalau kamu pernah ikut acara, tapi lebih ke bukti bahwa kamu benar-benar memiliki kemampuan dalam bidang tertentu. Sertifikat ini menunjukkan bahwa kamu sudah diuji secara resmi dan dinyatakan kompeten.

Biasanya, sertifikat kompetensi ini dikeluarkan oleh lembaga resmi atau yang memang diakui secara nasional atau internasional. Di Indonesia, ada lembaga seperti Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang sering mengeluarkan sertifikat kompetensi untuk berbagai bidang.

2. Sertifikat Seminar atau Workshop: Tanda Kehadiran dan Pengetahuan Baru

Nah, sekarang coba ingat-ingat sertifikat dari seminar atau workshop yang pernah kamu ikuti. Kalau kita ikut acara pelatihan singkat, biasanya kita langsung mendapatkan sertifikat di akhir acara, bukan? Sertifikat ini memang penting, tapi beda ya dengan sertifikat kompetensi. Sertifikat seminar atau workshop ini sifatnya lebih sebagai bukti bahwa kita pernah hadir dan ikut kegiatan tersebut, atau kalau mau gampangnya, ini tanda kalau kita sudah belajar sesuatu yang baru di acara itu.

Sertifikat seperti ini dikeluarkan oleh penyelenggara acara, bisa universitas, perusahaan, komunitas, atau organisasi lain. Biasanya juga, sertifikat ini tidak memerlukan ujian khusus karena kita hanya hadir, mengikuti materi, dan mungkin berpartisipasi dalam kegiatan atau diskusi.

3. Mana yang Lebih Penting?

Lalu, antara sertifikat kompetensi dan sertifikat seminar, mana yang lebih penting? Jawabannya tergantung tujuan kita, teman-teman. Kalau kamu ingin melamar pekerjaan atau membuktikan kemampuan profesional, sertifikat kompetensi bisa jadi nilai tambah besar. Itu karena sertifikat ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar ahli di bidang tersebut, dan telah melalui proses ujian atau penilaian yang resmi.

Namun, sertifikat seminar atau workshop juga nggak kalah penting, lho! Sertifikat ini bisa menunjukkan bahwa kamu aktif belajar, selalu update dengan tren atau pengetahuan baru, dan tentunya, bisa menambah nilai di CV. Selain itu, kadang materi yang dibahas di seminar atau workshop bisa sangat spesifik dan unik, jadi menambah wawasan kita.

4. Lembaga Sertifikasi Kompetensi?

1. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)

  • Deskripsi: BNSP adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk memberikan sertifikasi kompetensi di Indonesia. Sertifikat kompetensi dari BNSP menunjukkan bahwa seseorang sudah dinyatakan memiliki kompetensi yang sesuai dengan standar profesi tertentu, setelah mengikuti ujian yang terstandarisasi.
  • Contoh: Sertifikat kompetensi untuk profesi seperti Desainer Grafis, Teknisi Komputer, Pengembang Web, dan lain-lain.

2. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

  • Deskripsi: LSP adalah lembaga yang juga bekerja sama dengan BNSP dalam memberikan sertifikasi kompetensi. LSP ini sering kali memiliki sertifikasi untuk bidang-bidang spesifik seperti IT, kesehatan, pendidikan, dan banyak lagi. Setelah mengikuti pelatihan dan lulus ujian, peserta akan memperoleh sertifikat kompetensi yang sah.
  • Contoh: LSP TI (Teknologi Informasi) untuk profesi seperti Network Engineer, Software Developer, dll.

3. Komite Akreditasi Nasional (KAN)

  • Deskripsi: KAN adalah lembaga yang berperan dalam mengakreditasi lembaga yang memberikan sertifikasi kompetensi. Jika Anda mengikuti ujian kompetensi di lembaga yang terakreditasi oleh KAN, maka sertifikat kompetensi yang diterima sudah memenuhi standar internasional.
  • Contoh: Sertifikat kompetensi untuk bidang Quality Assurance, Auditor, dan profesi lain yang memerlukan sertifikasi sesuai standar internasional.

4. Microsoft, Cisco, dan Oracle

  • Deskripsi: Banyak perusahaan besar di bidang teknologi, seperti Microsoft, Cisco, dan Oracle, yang juga memberikan sertifikasi kompetensi untuk berbagai bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sertifikat kompetensi ini menunjukkan keahlian dalam produk atau sistem mereka, misalnya di bidang jaringan (Cisco Certified Network Associate - CCNA), pengembangan perangkat lunak (Microsoft Certified: Azure Developer Associate), atau database management (Oracle Certified Professional).
  • Contoh: Cisco Certified Network Associate (CCNA), Oracle Certified Professional, dan Microsoft Certified Solutions Expert (MCSE).

5. Google

  • Deskripsi: Google juga memberikan sertifikasi kompetensi melalui program-program seperti Google Ads, Google Analytics, dan Google IT Support. Sertifikat ini mengonfirmasi keahlian dalam penggunaan produk Google secara profesional.
  • Contoh: Google IT Support Professional Certificate, Google Ads Certification.

6. International Computer Driving License (ICDL)

  • Deskripsi: ICDL adalah sertifikat internasional yang diakui di seluruh dunia untuk kompetensi dalam penggunaan perangkat lunak komputer. Setelah mengikuti ujian, peserta yang lulus akan mendapatkan sertifikat yang menyatakan bahwa mereka memiliki keterampilan komputer dasar yang diperlukan untuk bekerja di dunia digital.
  • Contoh: ICDL Certification untuk penguasaan perangkat lunak seperti Microsoft Office, penggunaan internet, dll.

7. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Terakreditasi

  • Deskripsi: Banyak lembaga pendidikan atau pelatihan yang menawarkan sertifikasi kompetensi sesuai dengan bidang masing-masing. Misalnya, lembaga pelatihan bahasa, lembaga pelatihan keterampilan teknis, atau lembaga yang mengkhususkan diri dalam pelatihan industri tertentu.
  • Contoh: Lembaga pelatihan keahlian teknis yang diakreditasi oleh BNSP atau lembaga pelatihan yang fokus pada keterampilan profesional.

Perbedaan Utama:

  • Sertifikat Kompetensi biasanya mengharuskan peserta untuk lulus ujian kompetensi yang mengukur keterampilan praktis sesuai dengan standar profesi atau industri tertentu. Sertifikat ini diakui secara resmi dan memiliki nilai dalam pencapaian karier atau pekerjaan.
  • Sertifikat Seminar atau Workshop lebih bersifat sebagai tanda kehadiran atau partisipasi dalam kegiatan pelatihan yang biasanya tidak ada ujian kompetensi formal.

Selasa, 12 November 2024

Mengejar Sertifikat Kompetensi di Kota Kembang

Mengejar Sertifikat Kompetensi di Kota Kembang


Minggu ini, saya berkesempatan untuk mengikuti pelatihan tiga hari di Inixindo Bandung yang fokus pada topik Pengelolaan Keamanan Informasi. Pelatihan ini berlangsung dari hari Rabu sampai Jumat, dan pengalaman selama tiga hari itu benar-benar seru dan sangat informatif. Buat kamu yang tertarik mendalami dunia keamanan informasi, Inixindo adalah tempat yang cocok untuk belajar dengan nyaman dan efektif.

Begitu saya masuk ke ruang pelatihan, atmosfer ruangan langsung terasa berbeda dari ruang kelas biasa. Ruangan ini sangat cozy, dengan gaya modern ala Gen Z, penuh dengan kursi nyaman yang bikin kita betah duduk berlama-lama. Selain itu, ada berbagai fasilitas yang bikin pengalaman belajar jadi lebih menyenangkan. Bayangkan saja, tersedia cemilan dan makanan yang bisa kita nikmati kapan pun! Ada kulkas berisi minuman dingin untuk menyegarkan pikiran, dan juga pilihan minuman panas yang bisa kita buat sendiri. Rasanya seperti belajar di kafe, tapi dengan suasana belajar yang tetap kondusif.

Materi pelatihan disampaikan oleh Bapak Sabdhan Prasetio, seorang pemateri yang sangat berpengalaman di bidang keamanan informasi. Beliau menjelaskan topik yang cukup kompleks dengan cara yang mudah dimengerti, sehingga kami tidak merasa kewalahan meskipun materinya padat. Di hari pertama, kami mulai dengan pemahaman tentang Information Security Management. Ini adalah dasar yang sangat penting dalam keamanan informasi, di mana kami belajar bagaimana mengelola informasi dengan baik dan aman di sebuah organisasi. Beliau juga menekankan pentingnya membangun sistem keamanan yang kuat dan efektif agar data perusahaan tetap terlindungi.

Masuk ke hari kedua, kami mulai mendalami topik Risk Management dan  Access Control. Di sini, kami belajar bagaimana mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin mengancam sistem keamanan. Ini membuat saya lebih paham tentang bagaimana risiko bisa diantisipasi sebelum terjadi. Untuk bagian Access Control, kami diajari tentang pentingnya pembatasan akses pada data dan sumber daya organisasi, agar hanya orang-orang yang memiliki izin khusus yang bisa mengakses informasi sensitif. 

Selain itu, ada juga materi tentang Physical and Environmental Security yang membahas perlindungan fisik terhadap perangkat dan jaringan. Saya jadi sadar bahwa perlindungan keamanan tidak hanya soal software, tetapi juga mencakup perlindungan fisik terhadap perangkat keras yang kita gunakan sehari-hari. Network Security juga dibahas cukup mendalam, termasuk cara melindungi jaringan agar tidak mudah disusupi.

Hari terakhir, kami belajar tentang Cryptography dan Application Security. Cryptography ternyata menjadi salah satu aspek penting dalam menjaga kerahasiaan data, dan kami belajar tentang cara mengenkripsi data agar tidak bisa dibaca oleh orang yang tidak berkepentingan. Sedangkan pada bagian Application Security, kami belajar cara memastikan bahwa aplikasi yang kita gunakan atau buat memiliki sistem keamanan yang memadai, sehingga tidak mudah diretas oleh pihak luar.

Di akhir pelatihan, ada sesi ujian yang cukup menantang. Ujiannya berupa soal pilihan ganda dengan waktu yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta tentang seluruh materi yang sudah diajarkan. Peserta yang berhasil mencapai nilai minimum yang ditetapkan akan mendapatkan sertifikat kompetensi. Alhamdulillah, saya berhasil lolos dengan nilai yang cukup memuaskan! Sertifikat ini tentunya sangat berarti, karena menandakan bahwa saya sudah memenuhi standar kompetensi di bidang keamanan informasi yang telah kami pelajari selama pelatihan.

Suasana pelatihan sangat kondusif, dan seluruh peserta merasa nyaman berinteraksi dan bertanya. Selain belajar, kami juga bisa ngobrol santai sambil menikmati snack atau minuman, membuat suasana pelatihan jadi lebih santai dan tidak membosankan. Dukungan dari pihak Inixindo yang menyediakan berbagai fasilitas juga membuat kami merasa benar-benar diperhatikan. Pelatihan ini bukan cuma menambah pengetahuan, tapi juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.

Jika kamu tertarik untuk mendalami keamanan informasi, pelatihan di Inixindo Bandung ini benar-benar saya rekomendasikan. Dengan suasana yang nyaman dan pemateri yang ahli di bidangnya, pelatihan ini memberikan pengalaman belajar yang efektif dan tidak terasa membosankan. Bagi para profesional muda atau bahkan mahasiswa yang tertarik di bidang teknologi informasi, ini adalah kesempatan bagus untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan dalam menjaga keamanan data di era digital ini.

Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Introvert

Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Introvert


Sebagai mahasiswa introvert, kehidupan kampus bisa jadi terasa cukup menantang. Bayangkan, setiap hari kita harus bertemu dengan begitu banyak orang baru, beradaptasi dengan lingkungan yang serba baru, ditambah harus menghadapi tugas-tugas kuliah yang datang bertubi-tubi. Bagi banyak introvert, kampus yang ramai dan penuh kegiatan mungkin terasa menguras energi. Rasanya seperti berada di dunia yang bergerak terlalu cepat, sementara kita sebenarnya lebih suka berada di tempat tenang dengan rutinitas yang lebih santai.

Namun, menjadi introvert bukan berarti kamu tidak bisa menikmati kehidupan kampus. Memang, kamu mungkin tidak merasa nyaman dengan keramaian, tapi ada banyak cara yang bisa membantu kamu menjalani masa-masa kuliah dengan lebih nyaman, sesuai dengan karakter kamu yang introvert. Nah, berikut ini adalah beberapa tips sederhana yang bisa membantu kamu, yang merasa introvert, untuk tetap nyaman dan menikmati kehidupan kampus tanpa harus menjadi orang lain.

Menemukan Zona Nyaman di Kampus

Sebagai introvert, hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mencari "zona nyaman" di kampus. Biasanya, perpustakaan atau taman kampus bisa jadi tempat yang nyaman untuk beristirahat atau sekadar mencari ketenangan di sela-sela kesibukan. Jika kamu merasa kewalahan dengan banyaknya aktivitas, cobalah untuk mengambil waktu istirahat dan habiskan di tempat yang tenang. Waktu seperti ini bisa membantu kamu untuk "recharge" energi. 

Tidak perlu merasa bersalah jika kamu merasa perlu menghindari keramaian. Ingat, setiap orang punya cara berbeda untuk menyegarkan diri, dan kalau waktu sendirian adalah caramu untuk kembali merasa nyaman, lakukanlah!

Memilih Teman yang Nyaman untuk Kamu

Kehidupan kampus tidak hanya soal belajar; ada juga hubungan pertemanan yang penting untuk dibangun. Tapi, bagi introvert, punya banyak teman mungkin bukan prioritas utama. Tidak apa-apa kalau kamu lebih nyaman berteman dengan beberapa orang saja, asalkan hubungan yang kalian miliki berkualitas. 

Carilah teman-teman yang punya minat yang mirip dan yang bisa memahami kamu. Teman yang tidak keberatan kalau kamu butuh waktu sendirian dan menghargai ruang pribadimu. Percayalah, kualitas hubungan ini lebih berharga daripada banyaknya teman yang kamu punya. Jadi, daripada memaksakan diri ikut semua pertemanan atau kegiatan sosial, lebih baik luangkan waktu untuk membangun hubungan dengan orang-orang yang benar-benar klik dengan kamu.

Kegiatan Kampus yang Cocok untuk Introvert

Kampus biasanya penuh dengan kegiatan organisasi dan ekstrakurikuler, dan terkadang kita merasa harus ikut semua supaya bisa mendapat pengalaman. Tapi, sebagai introvert, kamu nggak harus ikut organisasi atau kegiatan yang melibatkan interaksi besar-besaran. Cobalah cari kegiatan yang bisa dinikmati tanpa terlalu banyak interaksi, seperti klub baca, komunitas seni, atau bahkan kegiatan relawan.  Dengan begitu, kamu tetap bisa mendapat pengalaman baru, bertemu teman-teman yang punya minat sama, tanpa harus memaksakan diri untuk terus bersosialisasi di luar batas kenyamananmu. Kegiatan ini juga bisa jadi cara yang menyenangkan untuk lebih mengenal diri kamu sendiri sambil tetap berinteraksi dengan orang lain.

Membangun Kemampuan Komunikasi yang Nyaman

Sebagai mahasiswa, kadang kita tidak bisa menghindari momen-momen di mana kita harus berbicara di depan umum, seperti saat presentasi atau diskusi kelas. Ini bisa terasa menakutkan bagi seorang introvert, tapi kamu bisa melatih diri agar lebih nyaman. Coba mulai dengan berbicara dalam kelompok kecil atau diskusi dengan teman dekat. Berlatih berbicara di situasi yang lebih nyaman akan membantu membangun kepercayaan diri. Kamu bisa belajar cara mengungkapkan pendapat dengan lebih baik tanpa harus merasa cemas berlebihan. Selain itu, kemampuan komunikasi ini akan sangat berguna buat kehidupan setelah kuliah nanti!

Gunakan Teknologi untuk Tetap Terhubung

Teknologi bisa jadi sahabat bagi mahasiswa introvert. Misalnya, jika kamu merasa lebih nyaman mengobrol melalui pesan teks atau platform online daripada bertemu langsung, manfaatkan teknologi ini. Banyak grup diskusi kelas atau organisasi kampus yang berkomunikasi lewat aplikasi chat atau media sosial, jadi kamu bisa tetap aktif secara sosial tanpa harus hadir fisik di tempat yang ramai. Dengan cara ini, kamu tetap bisa terlibat dalam percakapan dan bertukar ide tanpa harus merasa kelelahan karena bertemu langsung. Interaksi online ini juga fleksibel, jadi kamu bisa memilih kapan dan di mana kamu ingin terlibat.

Ciptakan Rutinitas Seimbang

Supaya kamu tetap nyaman dan tidak merasa kelelahan, buatlah rutinitas yang seimbang antara waktu kuliah, kegiatan sosial, dan waktu untuk diri sendiri. Jangan merasa harus selalu hadir di setiap kegiatan atau acara kampus. Pilihlah kegiatan yang benar-benar menarik buatmu, dan luangkan waktu pribadi yang cukup untuk menjaga kesehatan mental. Memiliki rutinitas yang terstruktur bisa membantu kamu menjaga energi sepanjang minggu. Jika kamu tahu kapan harus fokus pada kuliah, kapan harus bersosialisasi, dan kapan harus istirahat, kehidupan kampus akan terasa jauh lebih nyaman. Nggak apa-apa untuk bilang "tidak" kalau kamu merasa terlalu lelah atau kewalahan. Ingat, keseimbangan adalah kunci utama.

Jangan Ragu Mencari Dukungan

Kadang, meskipun sudah berusaha, kita masih merasa kewalahan atau stres dengan semua yang terjadi di kampus. Jika ini terjadi, jangan ragu untuk mencari dukungan. Banyak kampus yang menyediakan layanan konseling atau dukungan psikologis bagi mahasiswa. Mendiskusikan perasaan atau masalah dengan seorang profesional bisa sangat membantu untuk menjaga keseimbangan emosi dan mengatasi stres.

Kalau kamu nggak nyaman bicara dengan konselor, bisa juga cari dukungan dari teman dekat atau mentor yang kamu percaya. Banyak orang yang siap membantu jika kamu butuh, jadi jangan takut untuk mencari bantuan ketika kamu merasa butuh dukungan.

Menjadi Introvert adalah Kekuatan

Menjalani kehidupan kampus sebagai introvert bukanlah kelemahan; justru, ini adalah kekuatan. Introvert biasanya memiliki kemampuan mendengarkan yang baik, pemikiran yang dalam, dan fokus yang tinggi, yang bisa jadi kelebihan besar dalam kehidupan kuliah. Jadikan masa-masa di kampus ini sebagai kesempatan untuk menemukan kekuatan dalam diri kamu dan menghargai diri sendiri apa adanya.

Nikmati setiap momen dan pengalaman, serta ambil waktu untuk menikmati proses belajar dan bertumbuh di lingkungan yang baru. Meski kadang perjalanan ini terasa berat, ada banyak hal yang bisa kamu pelajari dan nikmati dari kehidupan kampus. Selalu ingat bahwa kampus adalah tempat untuk menemukan siapa diri kita sebenarnya, dan menjadi introvert adalah salah satu cara unik kamu menjalani kehidupan.


Senin, 11 November 2024

POV Peserta Pelatihan Training of Trainers - Women ICT Frontier Initiative (WIFI) DX: Empowering Women Entrepreneurs through Digital Transformation

POV Peserta Pelatihan Training of Trainers - Women ICT Frontier Initiative (WIFI) DX: Empowering Women Entrepreneurs through Digital Transformation


Mengikuti pelatihan Training of Trainers - Women ICT Frontier Initiative (WIFI) DX: Empowering Women Entrepreneurs through Digital Transformation adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Pelatihan ini dirancang untuk membantu para pengusaha perempuan agar lebih siap menghadapi era digital, khususnya dalam mengembangkan bisnis melalui teknologi. 

Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan mengenai pentingnya perspektif strategis dalam transformasi digital. Saya mendapat banyak wawasan dari pemaparan Dr. Nusirwan, yang menjelaskan betapa pentingnya pengusaha perempuan memahami dan mengadopsi digitalisasi dalam usaha mereka agar dapat berkembang lebih jauh. Di sesi lain, saya juga terinspirasi oleh Mr. Kiyoung Ko dari UN-APCICT, yang mendorong para pengusaha perempuan untuk memaksimalkan peluang bisnis digital. Beliau optimis dengan potensi UMKM perempuan di Indonesia dan mengungkapkan bahwa ada target untuk memberdayakan 25.000 UMKM perempuan ke depan. Semangat ini sangat terasa, dan itu membuat saya ingin lebih aktif berkontribusi pada transformasi digital di kalangan pengusaha perempuan.

Dalam pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, saya belajar melalui tiga modul utama yang sangat relevan untuk perkembangan usaha digital. Modul pertama berfokus pada pemberdayaan digital, khususnya bagi pengusaha perempuan. Kami belajar cara memanfaatkan teknologi untuk mendukung bisnis, termasuk pemahaman dasar tentang digitalisasi dan strategi implementasinya. Di modul kedua, saya mendalami perdagangan elektronik dan pemasaran digital. Ini memberi saya pemahaman yang lebih tajam tentang bagaimana melakukan pemasaran di era digital, memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Modul terakhir, tentang kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan teknologi, membuka mata saya tentang pentingnya keamanan digital, yang tak kalah pentingnya dari sisi teknis atau pemasaran.

Setiap sesi dibawakan oleh para ahli yang sangat berpengalaman. Kami dibimbing oleh master trainer dari UN-APCICT, termasuk Koh Yoet Siang, Bu Nuraizah Baharin, dan Prof Yudho Giri Sucahyo, yang menjelaskan setiap modul dengan cara yang mudah dipahami. Saya merasa setiap materi yang diberikan membuka pemahaman saya sedikit demi sedikit, sehingga konsep yang tadinya tampak rumit bisa saya pahami dengan baik. 

Tidak hanya dari materi, saya juga belajar dari interaksi dengan peserta lainnya. Kami adalah 98 peserta dari berbagai mitra dan unit pelatihan, dan setiap diskusi menjadi ajang berbagi pengalaman yang sangat inspiratif. Ada peserta yang sudah mengelola usaha bertahun-tahun, ada pula yang baru memulai, tetapi semua memiliki semangat untuk maju. Ini membuat saya semakin yakin bahwa perempuan Indonesia punya potensi luar biasa untuk berkembang dalam bisnis digital.

Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dari pelatihan ini, terutama dalam hal perspektif baru tentang bagaimana bisnis perempuan bisa semakin maju dengan transformasi digital. Pelatihan ini memberi saya kepercayaan diri untuk membantu mengedukasi lebih banyak pengusaha perempuan tentang potensi bisnis digital, sekaligus memotivasi diri saya untuk terus belajar dan berkembang di bidang ini.



Fenomena Salah Jurusan. Masuk IT, eh kok gini ya?

Fenomena Salah Jurusan. Masuk IT, eh kok gini ya?


Merasa salah jurusan adalah hal yang cukup umum di kalangan mahasiswa dan bisa menjadi pengalaman yang sangat menantang. Banyak mahasiswa mengalami perasaan ini ketika menyadari bahwa bidang yang mereka pilih tidak seperti yang diharapkan, atau ketika minat mereka berubah seiring waktu. Pada awalnya, jurusan yang dipilih mungkin terlihat menarik, atau dipilih atas dasar saran dari orang tua, teman, atau pandangan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun, setelah menjalani perkuliahan beberapa semester, bisa saja muncul perasaan bahwa jurusan tersebut bukan tempat yang tepat.

Penyebab Umum Merasa Salah Jurusan

Ada beberapa alasan mengapa seseorang bisa merasa salah jurusan. Kadang-kadang, ekspektasi yang terlalu tinggi membuat mahasiswa merasa kecewa ketika mendapati bahwa kenyataan tidak sesuai bayangan. Jurusan yang sebelumnya terlihat menarik bisa saja ternyata penuh tantangan teknis yang tak disangka. Misalnya, seseorang yang memilih jurusan Teknologi Informasi (IT) mungkin awalnya tertarik karena peluang kerjanya yang besar dan kesan “keren” yang melekat pada bidang ini. Namun, ketika sudah menjalani perkuliahan, mereka baru menyadari bahwa mata kuliah seperti pemrograman, logika komputer, dan matematika komputer ternyata jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan.

Selain itu, banyak mahasiswa yang memilih jurusan bukan karena minat pribadi, melainkan karena keinginan untuk memenuhi ekspektasi orang tua, lingkungan, atau dorongan sosial lainnya. Ini bisa menyebabkan perasaan tidak nyaman karena mahasiswa tersebut sebenarnya tidak benar-benar tertarik atau merasa sulit beradaptasi dengan mata kuliah yang ada.

Evaluasi Diri dan Menemukan Penyebab Utama

Sebelum mengambil keputusan untuk pindah jurusan, ada baiknya melakukan evaluasi diri untuk memahami apa yang sebenarnya membuat merasa tidak nyaman. Apakah benar-benar tidak tertarik dengan semua aspek dari jurusan ini? Atau hanya kesulitan dengan satu atau dua mata kuliah yang lebih teknis? Kadang, perasaan ini muncul hanya karena satu mata kuliah yang terasa menantang, sementara aspek-aspek lainnya sebenarnya masih menarik dan dapat ditekuni.

Jika hanya beberapa mata kuliah yang terasa sulit, coba tanyakan pada diri sendiri apakah ada cara untuk mengatasinya, seperti dengan belajar lebih intensif, mengikuti bimbingan, atau belajar bersama teman. Ini juga bisa menjadi kesempatan untuk melatih kemampuan belajar dan daya juang. Sebab, setiap jurusan pasti memiliki tantangan tersendiri, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah hal yang sangat berharga dalam dunia kerja nanti.

Fokus pada Pengembangan Keterampilan

Kuliah bukan hanya soal mata kuliah atau mendapatkan gelar. Di samping itu, terdapat banyak keterampilan yang bisa dikembangkan selama menjalani perkuliahan, bahkan ketika merasa tidak cocok dengan jurusan. Keterampilan seperti manajemen waktu, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan komunikasi adalah kemampuan-kemampuan penting yang dapat bermanfaat di berbagai bidang. Meskipun jurusan yang diambil terasa berat, keterampilan-keterampilan ini bisa menjadi bekal yang berharga.

Banyak orang yang akhirnya bekerja di bidang yang berbeda dengan jurusan mereka, dan ini adalah hal yang biasa. Perusahaan juga lebih menghargai soft skill, pengalaman, dan kemampuan adaptasi seseorang. Oleh karena itu, daripada berfokus pada hal-hal yang terasa sulit, cobalah untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang bisa bermanfaat dalam jangka panjang.

Eksplorasi Minat di Luar Kegiatan Perkuliahan

Jika merasa tidak cocok dengan jurusan, bukan berarti tidak bisa mengembangkan minat di luar bidang studi. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan bergabung dalam organisasi kampus atau komunitas yang sesuai dengan minat, atau mengikuti kursus online di bidang yang lebih disukai. Misalnya, jika kamu berada di jurusan IT tetapi lebih tertarik pada desain, kamu bisa mengikuti kursus desain grafis atau terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan desain di kampus. Dengan cara ini, kamu tetap dapat menyalurkan minat sambil tetap menjalani perkuliahan di jurusan yang berbeda.

Mengembangkan minat di luar kegiatan kuliah tidak hanya membantu mengatasi perasaan salah jurusan tetapi juga memperkaya pengalaman. Ini bisa menjadi nilai tambah di dunia kerja nantinya, karena kemampuan untuk belajar di luar jalur akademis formal menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi.

Pentingnya Memiliki Pemikiran Jangka Panjang

Kuliah adalah perjalanan yang lebih dari sekadar mendapatkan gelar, melainkan juga pengalaman untuk mengenal diri sendiri dan dunia yang lebih luas. Kadang, jurusan hanya menjadi langkah awal, dan perjalanan karier bisa berkembang dengan berbagai cara. Banyak orang yang sukses di bidang yang sama sekali berbeda dari jurusan mereka di kuliah. Jadi, berpikir jangka panjang adalah kunci untuk tetap termotivasi dan melihat masa kuliah sebagai bagian dari proses hidup yang penuh pembelajaran.

Misalnya, jika kamu merasa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan harapan, ingatlah bahwa masih ada banyak kesempatan untuk mengubah arah di masa depan. Berbagai perusahaan dan institusi kini lebih fleksibel dalam menerima karyawan dari latar belakang pendidikan yang berbeda, asalkan mereka memiliki keterampilan yang relevan dan sikap yang positif terhadap belajar.

Mencari Dukungan dan Konsultasi

Merasa salah jurusan bisa menjadi pengalaman yang berat, terutama jika merasa tertekan atau cemas. Dalam situasi seperti ini, jangan ragu untuk mencari dukungan. Bicarakan dengan teman-teman, keluarga, atau bimbingan konseling di kampus. Terkadang, berbicara dengan orang lain bisa membantu mendapatkan perspektif baru yang lebih positif.

Konselor kampus biasanya memiliki pengalaman dalam membantu mahasiswa yang mengalami perasaan serupa dan bisa memberikan pandangan yang lebih objektif serta saran-saran yang bermanfaat. Mereka juga bisa membantu mengeksplorasi pilihan yang mungkin belum terpikirkan, seperti mengambil jurusan tambahan, minor, atau bahkan berpindah jurusan jika itu yang dirasa terbaik.

Memanfaatkan Kursus Online dan Sertifikasi

Saat ini, perkembangan teknologi memungkinkan akses ke berbagai kursus online yang bisa diikuti sesuai dengan minat dan waktu. Platform seperti Coursera, edX, Udemy, dan Skillshare menawarkan berbagai kursus dalam berbagai bidang, dari teknologi, seni, hingga bisnis. Jika merasa tidak cocok dengan jurusan namun tertarik mempelajari hal lain, kursus online bisa menjadi solusi yang sangat efektif.

Kursus online juga bisa menjadi alternatif untuk mengembangkan keterampilan baru yang tidak diajarkan di jurusan. Dengan sertifikasi dari kursus online, kamu bisa membangun portofolio dan kompetensi yang relevan dengan minatmu, meskipun jurusan yang sedang diambil tidak sepenuhnya mendukung.

Kesimpulan: Tetaplah Berpikir Terbuka dan Semangat

Merasa salah jurusan bukanlah akhir dari dunia. Ini adalah pengalaman yang bisa menjadi titik awal untuk mengenal diri lebih dalam, mengeksplorasi minat, dan mencari jalan yang paling sesuai. Cobalah untuk berpikir terbuka, dan gunakan waktu selama kuliah untuk membentuk diri dan mengasah keterampilan yang dapat bermanfaat dalam berbagai bidang.

Jika memang perasaan tidak cocok dengan jurusan tidak kunjung mereda, dan sudah mempertimbangkan segala aspek, pindah jurusan bisa menjadi pilihan. Namun, jika masih ada kemungkinan untuk menyelesaikan studi dengan baik sambil tetap mengembangkan minat di luar kelas, ini juga bisa menjadi jalan yang tidak kalah baik.

Perjalanan kuliah adalah kesempatan untuk belajar tentang diri dan dunia. Tetaplah semangat, karena siapa tahu justru pengalaman ini akan membuka pintu-pintu baru yang lebih baik di masa depan.

Cara Membuat Latar Belakang Skripsi BAB 1

Cara Membuat Latar Belakang Skripsi BAB 1



Latar belakang adalah bagian penting dalam bab 1 skripsi yang menjelaskan alasan atau urgensi penelitian yang akan dilakukan. Penulisan latar belakang yang baik harus memperjelas "mengapa" penelitian ini penting dan "apa yang melatarbelakangi" pemilihan topik tersebut. Berikut adalah langkah teknis membuat latar belakang skripsi beserta contoh untuk memudahkan pemahaman:

1. Tentukan Isu atau Masalah Utama

  • Identifikasi masalah utama atau isu yang melatarbelakangi penelitian.
  • Masalah ini bisa didasarkan pada literatur, observasi, atau data awal yang menunjukkan adanya kesenjangan atau kebutuhan untuk diteliti.

Contoh Teknis:

Misalkan, penelitian Anda tentang "Pengaruh Penggunaan Teknologi AI dalam Peningkatan Efisiensi Layanan Kesehatan". Maka, Anda bisa mulai dengan memaparkan masalah atau isu utama di bidang kesehatan, misalnya peningkatan kebutuhan layanan yang efisien.

Contoh:

"Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan layanan kesehatan yang efisien semakin meningkat. Hal ini didorong oleh semakin tingginya jumlah pasien, kekurangan tenaga medis, dan kebutuhan untuk menekan biaya operasional."

2. Jelaskan Signifikansi atau Pentingnya Penelitian

  • Tunjukkan mengapa masalah tersebut penting untuk diteliti.
  • Kaitkan dengan kondisi terkini, perkembangan teknologi, atau tren yang relevan dengan topik

Contoh Teknis:

Lakukan riset terkait perkembangan teknologi AI dalam layanan kesehatan dan bagaimana AI bisa berkontribusi pada efisiensi sistem.

Contoh:

"Dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), layanan kesehatan dapat ditingkatkan melalui otomatisasi tugas-tugas administratif, diagnostik berbasis data, serta perencanaan perawatan pasien yang lebih cepat dan akurat. Oleh karena itu, penelitian ini menjadi penting untuk memahami bagaimana penerapan AI dapat memberikan dampak pada efisiensi layanan kesehatan."

 

3. Kaitkan dengan Data atau Fakta Terkini

  • Sertakan data atau statistik yang mendukung urgensi dari penelitian ini. Data tersebut bisa berasal dari laporan penelitian terdahulu, survei, atau laporan statistik.

Contoh Teknis:

Cari data yang menunjukkan beban tenaga kesehatan dan bagaimana sistem konvensional kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan pasien.

Contoh:

"Menurut laporan World Health Organization (WHO), pada tahun 2023, 65% rumah sakit di negara berkembang mengalami kendala dalam memenuhi standar pelayanan kesehatan akibat kekurangan tenaga medis."


4. Tunjukkan Kesenjangan Penelitian (Research Gap)

  • Jelaskan penelitian sebelumnya dan tunjukkan kesenjangan (gap) yang ada atau hal yang belum diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Contoh Teknis:

Lakukan tinjauan literatur singkat untuk mengidentifikasi penelitian-penelitian serupa dan temukan aspek yang belum banyak dibahas.

Contoh:

"Meskipun banyak penelitian telah membahas implementasi teknologi informasi di bidang kesehatan, hanya sedikit yang fokus pada penggunaan AI untuk meningkatkan efisiensi di rumah sakit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan mengeksplorasi dampak AI secara langsung."


5. Rumuskan Tujuan Penelitian dan Pertanyaan Penelitian (Research Question)

  • Sebutkan tujuan penelitian secara singkat, dan tambahkan beberapa pertanyaan penelitian jika diperlukan.

Contoh Teknis:

Rumuskan tujuan yang mencerminkan solusi atas masalah yang diangkat.

Contoh:

"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi AI dalam meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Adapun pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah: (1) Bagaimana penerapan teknologi AI dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan? (2) Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi AI di rumah sakit?" 


Contoh Latar Belakang Lengkap

Contoh Latar Belakang:

Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan akan layanan kesehatan yang efisien semakin meningkat. Hal ini didorong oleh semakin tingginya jumlah pasien, kekurangan tenaga medis, dan kebutuhan untuk menekan biaya operasional. Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2023, 65% rumah sakit di negara berkembang mengalami kendala dalam memenuhi standar pelayanan kesehatan akibat kekurangan tenaga medis.

Dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI), layanan kesehatan dapat ditingkatkan melalui otomatisasi tugas-tugas administratif, diagnostik berbasis data, serta perencanaan perawatan pasien yang lebih cepat dan akurat. Namun, meskipun banyak penelitian telah membahas implementasi teknologi informasi di bidang kesehatan, hanya sedikit yang fokus pada penggunaan AI untuk meningkatkan efisiensi di rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan teknologi AI dalam meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit. 

Rumusan Masalah (1) Bagaimana penerapan teknologi AI dapat meningkatkan efisiensi layanan kesehatan? (2) Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi AI di rumah sakit?


Membuat Kalkulator Sederhana dengan Python

Membuat Kalkulator Sederhana dengan Python

 


Langkah 1: Buka Google Colab

Masuk ke Google Colab dan buat notebook baru. Colab adalah platform gratis dari Google yang memungkinkan Anda menulis dan menjalankan kode Python di browser.

Langkah 2: Pilih Ide Aplikasi

Untuk contoh, kita akan membuat aplikasi sederhana seperti kalkulator dengan fungsi dasar (tambah, kurang, kali, bagi).

Langkah 3: Tulis Kode Dasar

Pada sel pertama, masukkan kode berikut:

# Fungsi operasi dasar

def tambah(x, y):

    return x + y


def kurang(x, y):

    return x - y


def kali(x, y):

    return x * y


def bagi(x, y):

    if y != 0:

        return x / y

    else:

        return "Error: Pembagi nol"



Langkah 4: Buat Interface Input Sederhana

Gunakan fungsi input di Colab untuk menerima angka dari pengguna:

print("Pilih Operasi:")

print("1. Tambah")

print("2. Kurang")

print("3. Kali")

print("4. Bagi")


pilihan = input("Masukkan pilihan (1/2/3/4): ")


angka1 = float(input("Masukkan angka pertama: "))

angka2 = float(input("Masukkan angka kedua: "))


if pilihan == '1':

    print("Hasil:", tambah(angka1, angka2))

elif pilihan == '2':

    print("Hasil:", kurang(angka1, angka2))

elif pilihan == '3':

    print("Hasil:", kali(angka1, angka2))

elif pilihan == '4':

    print("Hasil:", bagi(angka1, angka2))

else:

    print("Pilihan tidak valid")



Langkah 5: Jalankan Program

Klik tombol Run untuk menjalankan sel. Aplikasi kalkulator sederhana ini akan menerima input angka dan operasi yang diinginkan, lalu memberikan hasilnya.